Senin, 15 April 2013

MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAB II PEMBAHASAN A. Macam-macam Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar Dalam mengajar, pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam pengajaran.[1] Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya : 1. Pendekatan Individual, Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan atau memindahkan salah satu dari anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam. Persoalan kesulitan belajar anak didik lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan. Jadi pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual masing-masing. 2. Pendekatan Kelompok, Pendekatan kelompok memang suatu saat diperlukan dan digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius yaitu makhluk yang cenderung untuk hidup bersama. Dengan penekanan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada pada diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Dan mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak disadari. Jadi pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Misalnya anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal serta anak didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri. 3. Pendekatan Variasi, Permasalahan yang dihadapi anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Misalnya anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda cara pemecahannya/ penyelesaiannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar adalah bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran adalah berbagai motif sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran. Jadi pendekatan variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda cara pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat keributan. Di sini guru dapat menggunakan teknik pemecahan masalah dengan pendekatan variasi. 4. Pendekatan Edukatif, Pendekatan yang benar bagi pendidik adalah dengan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama. Dengan tujuan meletakkan dan membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Membimbing anak didik bagaimana cara memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintah yang bernilai kebaikan. Jadi pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama. Misalnya ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu masuk dan ketua kelas diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak berbaris dalam kelompok sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil mengontrol mereka. semuanya dipersilahkan masuk kelas satu persatu menyalami guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan pelajaran pun dimulai. 5. Pendekatan Pengalaman, Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik dari pada sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan kegiatan fisik. Meskipun pengalaman diperlukan dan dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik jika guru tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan. Ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada satu tujuan yang berarti bagi anak, interaktif dengan lingkungan dan menambah integrasi anak. Betapa tingginya nilai pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman itu bagi perkembangan jiwa anak, sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai suatu pendekatan. Maka pendekatan ini sebagai frase yang baku dan diakui pemakaiannya dalam pendidikan. Jadi pendekatan pengalaman adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru dengan memberikan pengalaman-pengalaman terhadap siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai pendidikan. Misalnya untuk pendidikan agama Islam dilakukan pendekatan keagamaan dengan cara siswa diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individu maupun kelompok. Ketika bulan Ramadhan tiba, semua kaum muslimin diwajibkan melaksanakan ibadah puasa. Di malam bulan Ramadhan, setelah menunaikan shalat tarawih dilanjutkan dengan kegiatan ceramah agama (kultum) yang disampaikan oleh ulama/ da’i/ guru agama dengan penjadwalan yang telah ditentukan. Para siswa siswi biasanya mendengarkan ceramah tersebut dan kegiatan ini oleh siswa dijadikan sebagai pengalaman keagamaan yang nantinya dilaporkan kepada guru dalam bentuk laporan tertulis yang sudah ditanda tangani oleh penceramah. 6. Pendekatan Pembiasaan, Pembiasaan bagi anak adalah sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik pula. Begitu juga dengan sebaliknya. Anak tidak seperti orang dewasa yang dapat berfikir abstrak. Anak hanya bisa berfikir kongkrit. Anak kecil yang belum kuat ingatannya akan lekas melupakan apa saja yang sudah dan baru terjadi. Perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang baru yang disukainya.[2] Anak kecil memang belum mempunyai kewajiban, tetapi dia sudah memiliki hak. Salah satu untuk memberikan haknya di bidang pendidikan adalah dengan cara memberikan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. Dengan pembiasaan itu maka akan berpengaruh pada lingkungan sekolah dan dalam bermasyarakat. Untuk itu maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain metode latihan (drill), pelaksanaan tugas, demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan. Jadi pendekatan pembiasaan adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid melalui cara menanamkan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. misalnya menanamkan kebiasaan untuk jujur, tidak berdusta, disiplin, tidak suka berkelahi, ikhlas, gemar menolong, suka membantu fakir miskin, aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik dan sebagainya. 7. Pendekatan Emosional, Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang memiliki perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah. Dan di dalamnya terdapat perasaan intelektual, perasaan estetis, etis, sosial dan perasaan harga diri. Perasaan adalah fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut “rasa senang dan tidak senang, mempunyai sifat senang dan sedih, kuat dan lemah, lama dan sebentar, relatif dan tidak berdiri sendiri sebagai pernyataan jiwa”.[3] Pendekatan emosional di sini dimaksudkan suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya. Untuk mencapai tujuan pendekatan emosional ini, metode yang perlu dipertimbangkan adalah metode ceramah, bercerita dan sosiodrama. Jadi pendekatan emosional adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid melalui rangsangan verbal maupun nonverbal serta melalui sentuhan-sentuhan emosi (perasaan). Misalnya melalui rangsangan verbal seperti ceramah, cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog, anjuran, perintah dan sebagainya. Sedangkan rangsangan nonverbal seperti bentuk perilaku berupa sikap dan perbuatan. 8. Pendekatan Rasional, Usaha yang terpenting bagi pendidik adalah bagaimana memberikan peranan kepada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agamanya termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama. Karena akal (rasio) itulah, akhirnya dijadikan pendekatan rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan dan pemberian tugas. Jadi pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid dengan cara membimbing perkembangan berfikir murid ke arah yang lebih baik sesuai dengan tingkat usianya. Misalnya, pembuktian tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus disesuaikan dengan tingkat berfikir anak. Kesalahan pembuktian akan berakibat fatal bagi perkembangan jiwa anak. Di sini usaha yang terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peranan pada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama. 9. Pendekatan Fungsional, Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidupnya. Dengan begitu, maka nilai ilmu sudah fungsional di dalam diri anak. Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Diperlukan metode-metode yang perlu dipertimbangkan untuk memperlancar ke arah tersebut , antara lain dengan metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Jadi pendekatan fungsional adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid dengan mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidup anak didik. Misalnya pelajaran agama yang diberikan di kelas diimplementasikan kepada dalam kehidupan sehari-hari anak didik. Dan juga anak didik dapat merasakan manfaat ilmu yang didapatnya di sekolah. 10. Pendekatan Keagamaan, Mata pelajaran umum sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, pendidik dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu saja pendidik harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Misalnya pelajaran biologi, pada surat Yasiin ayat 34 dan 36 adalah bukti nyata bagi pelajaran biologi yang tidak bisa dipisahkan dari ajaran agama. Surat yasiin ayat 37-40 adalah dalil-dalil nyata pendukung pendekatan keagamaan dalam mata pelajaran fisika. Jadi pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam diri siswa. Misalnya guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum, seperti guru menerangkan pelajaran biologi atau fisika. Di situ telah disebutkan di dalam Al Qur’an surat yasiin ayat 34, 36, 37, 38, 39 dan 40 dengan tujuan untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati dan diamalkan oleh siswa tersebut. 11. Pendekatan Kebermaknaan Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa Inggris. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan macam-macam pendekatan dalam proses belajar mengajar dapat kami simpulkan sebagai berikut : 1. Macam-macam Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar adalah pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, pendekatan keagamaan, pendekatan kebermaknaan. B. Saran Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar mengajar, diharapkan pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan pendekatan itu untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam upayanya membentuk kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh hasil yang memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Supriono, Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Jamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991. http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/macam-macam-pendekatan-dalam-proses.html [1] Syaiful Bahri Jamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 62. [2] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), 224. [3] Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 36.

Metode Pembelajaran PAI

A. Macam-Macam Metode Dalam Pengajaran Agama Islam. 1. Metode Mutual Education Adalah suatu metode mendidik secara kelompok seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW, misalnya praktek sholat berjama’ah. 2. Metode Pendidikan Dengan Cara Instruksional Adalah mengajarkan tentang ciri-ciri orang yang beriman dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui bagaimana seharusnya mereka bersikap dan berbuat dalam kehidupan sehari-hari. 3. Metode Bercerita Adalah mengisahkan peristiwa atau sejarah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatan dan kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi SAW yang hadir ditengah-tengah mereka. 4. Metode Bimbingan Dan Penyuluhan Adalah dimana manusia akan mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup yang dihadapi atas dasar iman dan taqwanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5. Metode Pemberian, Contoh, Atau Teladan Dimana Allah menunjukkan contoh keteladan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW yang mengandung nilai paedagogis bagi manusia. Selain itu anak didik cenderung meneladani pendidiknya dan secara paedagogis anak memang senang meniru baik itu yang baik maupun yang buruk. 6. Metode Diskusi Metode ini juga diperhatikan oleh al-qur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah. 7. Metode Tanya Jawab Metode ini merupakan metode paling tua dalam pendidikan dan pengajaran disamping metode khutbah. 8. Metode Imstal/Perumpamaan Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang kekuasaan Tuhan dalam menciptakan hal-hal yang haq dan yang bathil. Contoh perumpamaan: “orang-orang yang berlindung kepada selain Allah SWT adalah seperti laba-laba yang membuat rumah”. Padahal rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba. 9. Metode Targhib Dan Tarhib Targhib adalah janji terhadap kesenangan dan kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Sedangkan tarhib adalah ancaman karena dosa yang dilakukan. Hal ini tidak sama dengan metode ganjaran dan hukuman, adapun perbedaannya adalah: No Targhib dan Tarhib Ganjaran dan hukuman 1 Lebih teguh Bersandar pada dunia 2 Mengandung aspek iman Tidak mengandung aspek iman 3 Secara operasional mudah dilaksanakan Harus ditemukan sendiri oleh guru 4 Lebih universal, karena bagi siapa dan kapan saja Disesuaikan orang dan tempat tertentu 5 Lebih lemah kedudukannya. Lebih nyata 10. Metode Taubat Dan Ampunan Cara membangkitkan jiwa dari rasa frustasi kepada kesegaran hidup dan optimisme dalam belajar seseorang, dengan memberikan kesempatan bertaubat dari kesalahan/kekeliruan yang telah lampau yang diikuti dengan pengampunan atas dosa dan kesalahan. Dengan cara ini orang akan mengalami katarisasi (pembersihan batin) sehingga memungkinkan timbulnya sikap dan perasaan mampu untuk berbuat yang lebih baik dan diiringi dengan sikap optimisme dan harapan hidup dimasa depan.[1] Selain itu menurut Al-Nahlawi ada beberapa metode dalam pendidikan agama Islam yaitu: 1. Metode Hiwar (Percakapan) Qur’ani Dan Nabawi Adalah percakapan yang dilakukan secara silih berganti antara dua aspek atau lebih mengenai suatu topik dan sengaja diarahkan pada satu tujuan yang dikehendaki oleh seorang pendidik. Dampak bagi pembicara dan pendengar adalah: a. Dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan sehingga keduanya tidak bosan. b. Pendengar tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu karena ingin tahu kesimpulannya. c. Dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri kesimpulannya. d. Jika dilakukan dengan baik, maka akan mempengaruhi akhlak orang lain. Macam-macam hiwar: a. Hiwar kitabi adalah dialog antara Tuhan dengan hambanya. b. Hiwar washfi c. Hiwar qishashi adalah dialog tentang sesuatu melalui kisah d. Hiwar nabawi adalah dialog yang digunakan Nabi SAW dalam mendidik sahabat-sahabatnya. e. Hiwar jadali bertujuan mendidik orang menegakkan kebenaran dengan menggunakan hujjah yang kuat, dengan alasan yang kuat mendidik orang menolak kebathilan karena pikiran itu rendah dan mendidik orang menggunakan pikiran yang sehat. 2. Metode kisah Qur’ani dan Nabawi Kisah Qur’ani bertujuan: a. Mengungkapkan kemantapan wahyu dan risalah. b. Menjelaskan bahwa keseluruhan agama itu datangnya dari Allah SWT. c. Menjelaskan bahwa Allah menolong dan mencintai Rasul-Nya, dan kaum mukmin adalah umat yang satu dan Alllah adalah Tuhan bagi mereka. d. Menguatkan keimanan kaum muslimin dan menghibur mereka dari musibah yang menimpa. e. Mengingatkan bahwa musuh orang mukmin adalah setan. Kisah Nabawi menjelaskan tentang pentingnya keikhlasan dalam beramal, menganjurkan bersedekah, dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Kedua kisah ini dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu menampilkan tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh, sehingga pebdengar dan pembaca ikut menghayati dan merasakan isi kisah tersebut. 3. Metode Pembiasaan/ Pengalaman Inti pembiasaan adalah pengulangan. Sesuatu jika dilakukan dengan berulang ulang maka akan menjadi kebiasaan baik itu hal yang buruk maupun yang baik. Hal ini bisa dimulai sejak dini untuk pembentukan manusia dewasa. Orang yang terbiasa dapat mengalahkan orang yang lebih mengetahui tetapi kurang terbiasa, hal ini sering digunakan dalam materi hafalan. 4. Metode ‘Ibrah Dan Mau’izah ‘Ibrah adalah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar dan menyebabkan hati itu mengakui. Dengan metode ini diharapkan anak didik mau membaca kisah-kisah dalam Al-Qur’an dan mengambil pelajaran dari-Nya. Mau’izah adalah nasihat dengan cara menyentuh kalbu. Hal ini memiliki dua makna yang pertama nasihat dan yang kedua peringatan. Nasihat itu harus ikhlas dan disampaikan secara berulang-ulang karena akan timbul kesan dari pendengar bahwa orang yang menasehati itu memang mempunyai keprihatinan yang dalam terhadap nasib pendengarnya. 5. Metode Pemberian Telada/Contoh 6. Metode Amtsal/Perumpamaan 7. Metode Targhib (Senang) Dan Tarhib (Takut).[2] Sedangkan menurut Al-Syaibani adalah: 1. Metode Induksi 2. Metode Perbandingan 3. Metode Kuliah 4. Metode Halaqoh 5. Metode Riwayat 6. Metode Mendengar 7. Metode Membaca 8. Metode Imla’ 9. Metode Hafalan 10. Metode Pemahaman 11. Metode Pariwisata.[3] Menurut bukunya Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya ada beberapa metode diantaranya adalah: 1. Metode Ceramah 2. Metode Diskusi 3. Metode Tanya Jawab 4. Metode Demonstrasi Dan Eksperimen 5. Metode Resitasi/Tugas 6. Metode Kerja Kelompok 7. Metode Karya Wisata 8. Metode Drill 9. Metode Sistem Beregu,[4] selain itu ada juga 1. Metode proyek Adalah cara mengajar yang dilakukan dengan menggabungkan bahan pelajaran dengan aspek-aspek kehidupan masyarakat sedemikian rupa sehingga merupakan suatu kesatuan yang dapat memenuhi prinsip-prinsip didaktik. [5] 2. Metode problem solving Adalah cara mengajar yang dilakukan dengan jalan melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau bersama-sama.[6] Adapun model pemecahan masalah yang ditawarkan oleh John Dewey adalah: 1. Merumuskan masalah 2. Menelaah masalah 3. Merumuskan hipotesis 4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis 5. Pembuktian hipotesis 6. Menetukan pilihan penyelesaian Sedangkan menurut David Johnson dan Johnson adalah: 1. Mendefinisikan masalah 2. Mendiagnosis masalah 3. Merumuskan alternatif strategi 4. Menentukan dan menerapkan strategi 5. Mengevaluasi keberhasilan strategi. [7] 3. Metode Pepujian 4. Metode Wirid[8] 5. Metode Sorogan yaitu belajar membaca Al-Qur’an yang diawasi oleh guru. 6. Metode Bandongan yaitu belajar mengaji yang bersifat kolektif yaitu satu guru dengan murid lebih dari satu/jumlahnya banyak. 7. Mudzakaroh yaitu seorang guru yang menyampaikan suatu problem kepada santri dan didiskusikan bersama.

Kamis, 04 April 2013

Kegiatan Ekstrakurikulir di MI Al Ihsan

Hari ini jum'at 5 April 2013,Kegiatan d MI Al Ihsan pada jam 07.30 melaksanakan senam ceria, dari kelas 1 sampai kelas 6, di pandu langsung oleh kepala madrasah, selaku p0embina senam,semuanya berjalan dengan tertib dan terkendali, mulai dari menyiapkan alat dan kegiatan senam. Siswa tertib berbaris dan menjaga jarak sesama peserta senam. Selesai senam diadakan kegiatan Jum'at bersih yang melibatkan seluruh peserta senam dan dewan guru MI Al Ihsan. Sasaran yang dibersihkan adalah halaman sekolah dan sekitarnya hingga lingkungan sekolah tampak bersih dan enak dipandang mata, kemudian siswa diberi waktu istirahat 5 menit, untuk cuci tangan dan belanja minuman. Cing-cing-cing kepsek membunyikan lonceng pertanda siswa masuk kelas.Kewajiban siswa dalam kelas dilaksanakan dengan baik, terdengar bersahutan karena setiap kelas secara bersama-sama membaca do'a, dan dilanjutkan dengan membaca surah yasin bagi kelas tinggi, seperti kelas 4,5 dan 6, sedangkan kelas rendah diwajibkan membaca surah-surah pendek. kepsek mundar mandir didepan pintu kelas, memantau kelas yang sedang asik melakukan kewajibannya setiap pagi, sekaligus memeriksa aktifitas guru dalam kelasnya masing-masing. sementara proses belajar mengajar sedang berlangsung kepsek memulai aktifitas baru yaitu memoto disekeliling lingkungan sekolah untuk promosi melalui jaring sosial, mengenai keadaan MI Al Ihsan sebenarnya.

Rabu, 03 April 2013

Sikap Wajib Yang Dimiliki guru

Sukses menjadi guru tak semata-mata karena menenteng ijazah dari fakultas keguruan atau mendapat sertifikasi profesional. Guru keren di mata dan hati siswa juga beken dan dijadikan favorit karena metode mengajar asyik dan menarik. Mau tahu 20 metode mengajar yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW ? Salah satu faktor penting kejayaan pendidikan Rasulullah SAW adalah karena beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Tentu, guru yang baik seharusnya menjadi teladan dan model bagi siswanya. Ucapan dan tindakan guru harus sejalan dan sejujurnya. Ingat ungkapan ini ‘jangan ada dusta diantara guru dan siswa’. Nio Gwan Chung (Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec) dalam bukunya Muhammad SAW The Super Leader Super Manager menuliskan 20 metode dan teknik pengajaran sebagai ‘holistic learning methods’, yaitu : 1. Learning conditioning (meminta diam untuk mengingatkan, menyeru secara langsung dan perintah untuk menyimak dan diam dengan cara tidak langsung); 2. Active interaction (interaksi pendengaran : teknik berbicara, tidak bertele-tele pada ucapan dan tidak terlalu bernada puitis, memperhatikan intonasi, diam sebentar ditengah-tengah penjelasan; interaksi pandangan : eye contact dalam mengajar, memanfaatkan ekspresi wajah, tersenyum); 3. Applied-learning (metode praktikum yang diterapkan oleh guru dan yang dilakukan oleh siswa); 4. Scanning and levelling (memahami siswa secara individu sesuai tingkat kecerdasannya); 5. Discussion and feed-back (metode yang logis dalam memberikan jawaban dan membuat contoh sederhana yang mudah dipahami); 6. Story telling (bercerita); 7. Analogy and case study (memberikan perumpamaan dan studi kasus nyata di sekitar kehidupan); 8. Teaching and Motivating (meningkatkan gairah belajar dan rasa keingintahuan yang tinggi); 9. Body language (membuat penyampaiannya bertambah terang, lebih pasti dan jelas; menarik perhatian pendengar dan membuat makna yang dimaksud melekat pada pikiran; mempersingkat waktu); 10. Picture and graph technology (penjelasan diperkuat dengan gambar atau tulisan); 11. Reasoning and argumentation (mengungkapkan alasan akan memperjelas sesuatu yang sulit dan berat agar dipahami oleh siswa); 12. Self reflection (memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab sendiri suatu pertanyaan agar siswa dapat mengoptimalkan kerja otak dan mengasah pikiran); 13. Affirmation and repetition (pengulangan kalimat dan ucapan nama); 14. Focus and point basis ( menggunakan teknik berdasarkan rumusan-rumusan besar atau poin akan membantu siswa dalam menyerap ilmu dan menjaganya dari lupa); 15. Question and answer metodh (teknik bertanya untuk menarik perhatian pendengar dan membuat pendengar siap terhadap apa yang akan disampaikan kepadanya); 16. Guessing with question (penting untuk memperkuat pemahaman dan memperbesar keingintahuan); 17. Encouraging student to ask (guru memberikan kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk berani mengajukan pertanyaan : bertanya dapat menghapus kebodohan serta memperbaiki pemahaman dan pemikiran dan menjadi alat evaluasi guru atas cara penyampaian pelajarannya); 18. Wisdom in answering question (menyikapi orang-orang yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan tingkat pengetahuannya; menyikapi si penyanya dengan sikap yang bermanfaat baginya); 19. Commenting on student question (memberikan komentar terhadap jawaban siswa); 20. Honesty (seorang guru harus menanamkan sikap mulia berani mengakui ketidaktahuan ke dalam diri siswanya. ucapan ‘aku tidak tahu adalah bagian dari ilmu’)